PURQOREJO, Program pendidikan 9 tahun wajib belajar serta bantuan BOS dan berbagai fasilitas seperti Kartu Indonesia Pintar ( KIP ) dan masih banyak lainnya sudah berjalan dengan baik, tetapi masih banyak disemua daerah ada saja anak putus sekolah.
Telah dilakukan pendataan anak putus sekolah oleh Lembaga Kesetaraan PKBM ( Pusat Kegiatan Belajar Mengajar ) dan SPNF ( Satuan Pendidikan Non Formal ) bekerja sama dengan PKK mulai tahun 2017, tandas Kepala Dindikpora Kabupaten Purworejo yakni Sukmo Widi Harwanto pada Kamis ( 12/12 )
Dari perincian ATS usia setara SD sebanyak 41 orang, ATS usia setara SMP tahun sebanyak 188 , ATS usia setara SMA sebanyak 1.936. orang ,jadi total ATS sebanyak 2.165 anak .
Sukmo Widi menambahkan penyebab putus sekolah antara. Lain karena masalah ekonomi ,lingkungan dan merupakan Anak Berkebutuhan Khusus .
Dan ada pula yang masuk ponpes ( Pondok Pesantren ) dan mengikuti kursus - kursus menjahit dan merias. Lembaga tersebut masuk dalam lembaga pendidikan non formal .
Dan tetap masuk dalam kategori ATS ,katanya. Kemudian dari data SMP N 32 di Wilayah Kecamatan Kemiri jumlah ATS pada sekolah negeri itu mencapai belasan anak.
Dari data kami, tahun 2016 empat anak, tahun 2017 ada 11 anak. Tahun 2018 ada tiga anak dan tahun 2019 7 anak putis sekolah," terang Kasek SMPN 32,Agung Setiono.
Usaha para Kasek dan guru untuk membujuk anak-anak tidak sekolah sudah sangat maksimal. Bahkan mereka mendatangi rumah siswa tidak sekolah untuk membujuknya.
Ada anak yang mau kembali sekolah ada pula yang tidak mau dengan berbagai alasan. Di SMPN 29, bahkan dibentuk tim untuk menjemput siswa yang tidak mau ikut UNBK.
Menanggapai fenomena ATS ini, anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Purworejo yang membidangi pendidikan, Muhammad Abdullah menegaskan bahwa, seharusnya merujuk pada wajib belajar 9 tahun, anak tidak sekolah usia SD dan SMP menjadi tanggung jawab negara.
Pemerintah Kabupaten Purworejo melalui Dinas Pendidikan itu merupakan PR untuk mencari solusi tetang permasalahan faktor ekonomi hingga untuk anak usia SMA yang tidak mau Sekolah Tegas Abdulah.
Jika masalah ekonomi menjadi alasan, saat ini program pemerintah sudah sangat baik. Banyak sekolah-sekolah yang memberikan dispensasi bagi siswa tak mampu dan bea siswa dari berbagai pihak.