PURWOREJO, Kecamatan Bayan, Keberadaan Karaton agung Sejagat yang berada di Desa Pogung Jurutengah Kecamatan Bayan kini warga lingkungan merasa terusik, terutama pada Sumarni seorang Pendidik disalah satu Sekolah SLTA yang kebetulan rumah nya beradampingan dengan Keraton Agung Sejagat meceritakan kepada awak media pada Senin sore Pukul 17.30 ( 16/1 ) tentang awal mula keberadaan Keraton Agung Sejagat. Bahwa keberadaan Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Jurutengah difasilitasi oleh Himawan
Himawan warga setempat, i1stana dan tanah tersebut yaitu Rumah dan tanah yang dibelakang adalah milik Himawan. Kami tetangga tidak tau menahu tentang adanya kegiatan yang ada disebelah. Ketika itu awal mulanya saya tanya untuk Pusat Budaya Jawa Tengah ,dan rumah Himawan tersebut katanya akan dijadikan Musium dan semua budaya - budaya akan dikumpilkan disini,dan seluruh masayarakatnya akan makmur karena akan ada wisata disini.
Dan itu baru - baru saja awal 2019, saya kira kumpulan biasa yang menamakan dirinya DEC ( Devoloper Ekonomi Comite ). Dan mendatangkan orang banyak kegiatan ramai - ramai pertama tanggal 14 Agustus, orang- orang pada datang menggunakan kain kerjaan ,pesertanya orang dari Mbantul, Imogiri,Lampung,orang sini yang ikut haya dua orang saja karena rumahnya ketempatan buat masak- masak serta akomodasi lainya. Mulai kegiatan itu jam 17.00 wib dan orang - orang pada kumpul duduk semua, kegiatan seremonialnya jam 22.00 wib.
Dan disitu menggunakan upacara tatamanten jawa ,ada Tari Gambyong,cucuk lampahnya pakai sesaji - sesaji dan nutuk telur ( Pecah Telur ) dan lebih parah lagi pada bulan Oktober tanggal 2 yaitu datangnya Batu Besar dari Kecamatan Bruno pada malam hari dan membuat berisik ,hingga saya keluar rumah ,ternyata dibelakan rumah tersebut sudah ditata kursi untuk duduk banyak sekali dan semua orang sudan menggunakan kain jarik.
Kemudian pagi harinya ternyata Batu tersebut sudah dibungkus kain kafan ,hingga membuat kami atau anak - anak pada takut, batu tersebut dikasih sesaji - sesaji dan para anggotanya datang untuk memuja Batu tersebut. Dan membuat resah masyarakat karena tidak nyaman ,kenarin sore ada kirap namun dua hari sebelumnya sudah ada kegiatan gladi bersih sebelum kirap di mulai,jelas Sumarni