PURWOREJO, Kecamatan Bayan, Masyarakat Purworejo telah digegerkan dengan adanya orang yang mengaku sebagai Raja atau Pemimpin dan pengikut Kerajaan Agung Sejagat dalam minggu - minggu ini. Yang bermarkas dan mendirikan semacam keraton dalam pembangunanya belum selesai yang letakknya di Desa Pogung Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo.
Didalam ruang sidang keraton Raja Kerajaan Agung Sejagat ( KAS ) yang dipanggil sinuhun dan bernama aslinya Totok Santosa Hadiningrat dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu yang memiliki nama Dyah Gitarja telah mengadakan jumpa pers.
500 Tahun sialam dari runtuhnya Kerajaan Majapahit 1518 maka keberadaan kami ini menunikan perjanjian 500 tahun yang lalu. Maka Wilujengan Keraton Agung ini menyambut kehadiran Sri Maharatu ( Maharaja ) Jawa Kembali ke Jawa,kata Totok yang bergelar sangat panjang namun hanya disingkat Rangkai Mataram Agung.
Oleh Sang Sinuhun disampaikan tapi ia mengklaim memiliki wilayah kekuasaan seluruh dunia dengan dalil bahwa bahwa tatanan didunia ini tersebar adalah kekaisaran dan terkecil adalah berbentuk repulik
"Keraton Agung memiliki alat-alat kelengkapan yang dibangun dan dibentuk di Eropa, memiliki parlemen dunia yaitu United Nation (UN). KAS memiliki EInternational Court of Justice dan Fefense Council. Pentagon adalah Dewan Keamanan KAS, bukan milik Amerika," katanya.
Entah dari mana ide untuk mengklaim semua kalimat tersebut, yang jelas para pendukungnya yang menurut informasi berjumlah 425 sangat mempercayainya.
Bahkan dia mengklaim memiliki tugas mengubah semua sistem negara di dunia, baik keuangan, politik, pemerintahan dan lain-lain.
Namun ketika didesak terkait caranya, Sinuhun tak dapat menjelaskannya secara gamblang. Dia juga nenyatakan bisa mengeluarkan nota diplomatik. Bahkan Kanjeng Ratu sempat naik nada suaranya ketika didesak untuk menyatakan, mengakui NKRI atau tidak, memiliki KTP Indonesia atau tidak. Dyah juga mengaku dulu pernah ikut mendirikan Ormas Laskar Merah Putih.
Sementara itu, Jumeri yang rumahnya bersebelahan dengan 'keraton' mengatakan bahwa, sejak dulu tidak pernah ada sejarah di Pogung ada kerajaan.
"Kami merasa sangat terganggu, karena kegiatan mereka itu tengah malam nyanyi-nyanyi sambil tepuk tangan jadi suaranya membuat warga terganggu," jelas kakek yang sehari-hari juga Imam Masjid setempat.
Dia menambahkan, hanya ada dua warganya yang menjadi anggota KAS.