PURWOREJO - Seiring adanya perubahan kultur masyarakat yang kian gencar melakukan alih fungsi lahan hijau dan cenderung mengabaikan lingkungan jangka panjang dan kondisi tersebut perlu disikapi dengan menggalakan gerakan penyelamat lingkungan dengan cara menanam pohon, sebab kalau di biarkan maka acaman potensi bencana di Kabupaten Purworejo akan lebih tinggi.
Dan kondisi saat ini masih lumrah .karena kalau banjir dan longsor banyak terjadi karena tidak meresap kedalam tanah ,tapi mengalir kepermukan saja. Hal inilah disampaikan Direktur Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Purworejo, Hermawan Wahyu Utomo, Rabu ( 5/2 )
Dan berdasarkan pengalamanya mengelola sumber air bersih untuk kebutuhan PDAM banyak sumur yang membutuhkan perawatan lagi , titik air banyak mengalami perubahan hingga menjadi hilang.
Bahkan setiap tahunnya sumber air terus menurun dan menurutnya dari hasil kajian bersama dengan teman - teman alumninya di ITB ( Institut Teknologi Bandung ) ,memang terjadi perubahan cekungan didalam tanah , padahal cekungan itu merupakan penyimpanan air
Dan terjadi cekungan didalam tanah banyak yang hilang , dan banyak sekali sumber air - sumber air yang mati , katanya.
Dan pola masyarakat yang melakukan pergantin terhadap tanaman keras dengan tanaman instan yang menjadi pemicu keringnya sumber air . Tanaman instan tidak mampu berfungsi sebagai penyimpanan air ,malah sebaliknya menyedot air.
Ditangah masyarakat memang banyak sekali alih fungsi lahan , katakanlah tanah lahan pemukiman perkebunan atau dirabat, hingga air tidak masuk ketanah.
Dan badan uasah di pimpannya ,saat ini PDAM rutin memberikan rangsangan bagi masyarakat untuk kembali masyarakat menanam dan tidak hanya pelanggan melainkan juga masyarakat non pelanggan.
Kita semua perlu menjaga kelestarian lingkungan didaerah tangkapan air ,maka di kawasan itu perlu dtanaman yang punya nilai jual Gayam , Jati ,Beringin dan masih banyak lainnya ,ungkapnya.
Sementara untuk kawasan perkotaan, dirinya memilih memberikan tanaman buah. Ini dimaksudkan semangat untuk menanam tetap terjaga karena tanaman itu dapat dinikmati buahnya.
“Selain kondisi tanah terjaga, masyarakat juga memperoleh buahnya,” tandasnya.
Dan kondisi saat ini masih lumrah .karena kalau banjir dan longsor banyak terjadi karena tidak meresap kedalam tanah ,tapi mengalir kepermukan saja. Hal inilah disampaikan Direktur Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Purworejo, Hermawan Wahyu Utomo, Rabu ( 5/2 )
Dan berdasarkan pengalamanya mengelola sumber air bersih untuk kebutuhan PDAM banyak sumur yang membutuhkan perawatan lagi , titik air banyak mengalami perubahan hingga menjadi hilang.
Bahkan setiap tahunnya sumber air terus menurun dan menurutnya dari hasil kajian bersama dengan teman - teman alumninya di ITB ( Institut Teknologi Bandung ) ,memang terjadi perubahan cekungan didalam tanah , padahal cekungan itu merupakan penyimpanan air
Dan terjadi cekungan didalam tanah banyak yang hilang , dan banyak sekali sumber air - sumber air yang mati , katanya.
Dan pola masyarakat yang melakukan pergantin terhadap tanaman keras dengan tanaman instan yang menjadi pemicu keringnya sumber air . Tanaman instan tidak mampu berfungsi sebagai penyimpanan air ,malah sebaliknya menyedot air.
Ditangah masyarakat memang banyak sekali alih fungsi lahan , katakanlah tanah lahan pemukiman perkebunan atau dirabat, hingga air tidak masuk ketanah.
Dan badan uasah di pimpannya ,saat ini PDAM rutin memberikan rangsangan bagi masyarakat untuk kembali masyarakat menanam dan tidak hanya pelanggan melainkan juga masyarakat non pelanggan.
Kita semua perlu menjaga kelestarian lingkungan didaerah tangkapan air ,maka di kawasan itu perlu dtanaman yang punya nilai jual Gayam , Jati ,Beringin dan masih banyak lainnya ,ungkapnya.
Sementara untuk kawasan perkotaan, dirinya memilih memberikan tanaman buah. Ini dimaksudkan semangat untuk menanam tetap terjaga karena tanaman itu dapat dinikmati buahnya.
“Selain kondisi tanah terjaga, masyarakat juga memperoleh buahnya,” tandasnya.