Image16
Image15
Image14
Image13
Image12
Image11
Image10
Image9
Image6
Image3
Image7
Image4
Image5
Image1
Image8
Image2

Rangkaian Kegiatan Reuni Akbar Muda Ganesha 2020



PURWOREJO - Membangun silaturohmi terus digalakan oleh alumnus SMA N 1 Purworejo yang tergabung dalam wadah Muda Ganesha ( MG ) dan akan segara menggelar Reuni Akbar Tahun 2020. Dan akan melaksanakan penanaman bibit pohon dibeberapa tempat di Kabupaten Purworejo, karaena Kabupaten Purworejo juga rawan bencana longsor hingga kegiatan penanaman bibit Pohon dilaksanakan untuk ke masa depan Purworejo tiadak ada  lagi bencana longsor.

Kabupaten Purworejo merupakan daerah subur tetapi juga menyimpan potensi-potensi bencana alam seperti banjir, longsor, tanah bergerak (Subsidence), kekeringan, abrasi dan  berpotensi dampak tsunami. Dari Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) tahun 2018 Kab. Purworejo rangking no. 4 setelah Kab. Maluku Barat Daya, Kab. Majene dan Kota Gunung Sitoli Propinsi Sumatera Utara (Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB).
Kondisi Geologi eksisting Kabupaten Purworejo terbentuk dari lapukan andesit sehingga apabila tejadi hujan deras 1 atau 2 jam tanah tersebut akan lunak dan sangat lembek sehingga mudah sekali longsor.

Selain itu wilayah Kabupaten Purworejo merupakan daerah pertemuan lempeng (subduction Area)  Indo Australia dan lempeng  Eurasia yang bergerak terus sekitar 7 centi meter per tahun. Saat terjadi gerakan patahan lempeng (tektonik) yang berpotensi tsunami maka daerah selatan Purworejo sangat besar kemungkinan terkena dampak. Kabupaten Purworejo juga dikelilingi oleh 2 sesar atau patahan besar yaitu Sesar Kulon Progo dan Sesar Serayu. Struktur Geologi tersebut menyebabkan wilayah Kabupaten Purworejo sangat sering terjadi gerakan tanah (Subsidence) di beberapa wilayahnya.
Terjadi alih fungsi lahan dan fungsi hutan negara, padahal daerah tersebut merupakan darah tangkapan air hujan (Catchmen area) yang harusnya berisi tanaman – tanaman keras sebagai pengikat air dan tanah berubah menjadi tanaman industri seperti albasia, sengon, pinus dan lahan pertanian padahal tanaman tersebut justru mengambil air dan tidak mampu mengikat tanah yang berasal dari lapukan andesit (soil) menyebabkan ketidak normalan siklus hidrogeologi. Pertumbuhan perumahan-perumahan dan pembangunan jalan desa (rabat beton) di desa-desa yang menghambat meresapnya air ke cekungan air (aquifer) ikut merusak siklus tersebut. Akibat yang lain adalan terus berkurangnya  cadangan – cadangan air yang berada di cekungan air (aquifer) di Purworejo yang semakin tahun terus berkurang (data-data Sumur PDAM Purworejo).


Di bagian selatan Purworejo yang dataran yang terbentuk dari kipas lumpur (Alluvial) sangat mudah terkena abrasi dari gelombang pasang Samudera Indonesia. Kecepatan Abrasi antara 2 hingga 10 meter per tahun Padahal lokasi tersebut juga berpotensi bahaya tsunami karena sepanjang pantai di pesisir Purworejo termasuk daerah terdampak tumbukan lempeng (Subduction Area)
Hal ini yang menyebabkan Kabupaten Purworejo secepatnya sangat diperlukan adanya konservasi tanah dan air.
Hal demikian diharapkan timbul pemahaman untuk sedini mungkin untuk mengantisipasi potensi bencana tersebut dengan memberi pengetahuan kondisi existing kabupaten purworejo ke semua lapisan masyarakat dan stake holder, dari kesadaran tersebut diharapkan akan  timbul gerakkan yang secara  terus menerus untuk melakukan kegiatan-kegiatan konservasi alam. Selalu menggalakan  edukasi mitigasi bencana ke semua elemen masyarakat sangat diperlukan termasuk  memasukkan kurikulum mitigasi bencana ke siswa melalui sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di Purworejo, sehingga masyarakat Purworejo  akan sadar akan bahaya bencana alam dan antisipasinya. Melakukan tindakan konservasi alam dengan  mengganti tanaman industri menjadi pohon – pohon konservasi merupakan kegiatan yang sangat tepat.
Kegiatan MG menanami dan membagi bibit sekitar 20.000 bibit tanaman koservasi dan buah :Jati : 4000 btg ,     Gayam : 4000 btg    ,  Jambu  : 200 btg,     Duren  : 200 btg,  Pete : 500 btg  Mangga : 2.500 btg , Jengkol : 3.158 btg, Durian Pelangi Atururi : 500 btng , Durian Kromo Banyumas : 2000 btang dan Mangga Arum Manis  serta Kelengkeng itoh.                                                  
Dan Lokasi Kegiatan di Siklotok  Kecamatan Kaligesing,Desa Loano Kecamatan Loano, Kecamatan Gebang ,Kecamatan Pituruh, Bruno, Kemiri, Bener, Purworejo,  Bagelen, Ngombol


Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan sumbangsih insan-insan  Muda Ganesha untuk masyarakat Purworejo supaya menjaga dan mengamankan wilayah kabupaten Purworejo dari dampak bencana alam sehingga Kabupaten Purworejo akan bisa memenuhi harapannya sebagai Purworejo Mulyo, gemah ripah Loh Jinawi..Aaamiinn YRA

Jaya Muda Ganesha….
Hijau Lingkunganku
Sirna bencananya
Mulyo Purworejo ku…
Previous Post Next Post