PURWOREJO -Regrouping atau penggabungan dua sekolah menjadi satu yakni SD N Plipir dan SD N 2 Pacekelan Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo mendapat protes warga setempat. Bahkan warga setempat memasang berbagai tulisan dengan kain mori di SD N Plipir yang sekarang kosong.
Tulisan yang berbagai nada protes ditulis dengan spidol dengan warna merah dan dibubuhi tanda tangan warga yang tidak setuju adanya regrouping tersebut. Dan sudah dikeluarkan surat pemberitahuan pendapat , aksi warga yang dimulai sejak tanggal 2 January malam. Ashury Kades Plipir saat di temuai di kediamanya olek awak media mengaku tidak tahu.
Dikatakan oleh Kades Plipir yakni Ashuri ,bahwa warga memang banyak yang tidak setuju dan keberatan sebab didesa ini hanya satu satunya ada sekolahan tersebut. Saya juga ikut bertanda tangan dan akan diserahkan ke Kepala Dindikpora Kabupaten Purworejo.,tegas Ashuri.
Kepala Dindikpora Kabupaten Purworejo yakni Dr Sukmo Widi Hartanto SH, MM yang dihubungi melalui pesan singkat ,bahwa regrouping yang dilakukan sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. "Warga tidak perlu resah, penggabungan dilakukan semata-mata untuk meningkatkan pelayanan dan mutu pendidikan serta efektifitas dan efisiensi. "Jika sekolah muridnya hanya 60, maka sesuai peraturan tidak akan menerima dana BOS.
Sehingga akan berdampak pada kesulitan operasional sekolah. Kekurangan guru negeri juga akan membebani sekolah dan orang tua, karena harus membayar guru wiyata bakti," lanjut Sukmo.
Mengenai penggabungan ke SDN 2 Pacekelan, Sukmo mengatakan bahwa memang SDN Plipir yang muridnya paling sedikit.
Tulisan yang berbagai nada protes ditulis dengan spidol dengan warna merah dan dibubuhi tanda tangan warga yang tidak setuju adanya regrouping tersebut. Dan sudah dikeluarkan surat pemberitahuan pendapat , aksi warga yang dimulai sejak tanggal 2 January malam. Ashury Kades Plipir saat di temuai di kediamanya olek awak media mengaku tidak tahu.
Dikatakan oleh Kades Plipir yakni Ashuri ,bahwa warga memang banyak yang tidak setuju dan keberatan sebab didesa ini hanya satu satunya ada sekolahan tersebut. Saya juga ikut bertanda tangan dan akan diserahkan ke Kepala Dindikpora Kabupaten Purworejo.,tegas Ashuri.
Kepala Dindikpora Kabupaten Purworejo yakni Dr Sukmo Widi Hartanto SH, MM yang dihubungi melalui pesan singkat ,bahwa regrouping yang dilakukan sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. "Warga tidak perlu resah, penggabungan dilakukan semata-mata untuk meningkatkan pelayanan dan mutu pendidikan serta efektifitas dan efisiensi. "Jika sekolah muridnya hanya 60, maka sesuai peraturan tidak akan menerima dana BOS.
Sehingga akan berdampak pada kesulitan operasional sekolah. Kekurangan guru negeri juga akan membebani sekolah dan orang tua, karena harus membayar guru wiyata bakti," lanjut Sukmo.
Mengenai penggabungan ke SDN 2 Pacekelan, Sukmo mengatakan bahwa memang SDN Plipir yang muridnya paling sedikit.