PURWOREJO - Bantuan sosial bagi warga masyarakat terdampak covid 19 oleh Pemkab Purworejo mulai di salurkan. Bantuan sosial yang bersumber dari APBD ,untuk warga yang belum tercover bantuan dari Pusat maupun Provinsi. Dengan total berjumlah Rp 17,15 milyar ,dan masing - masing penerima sebesar Rp 250 ribu perbulan selama 3 bulan ,tahap pertama diberikan pada bulan April dan Mei
Bupati Purworejo Agus Bastian SE, MM menyerahkan bantuan secara secara simbolis kepada kepada perwakilan warga yang terdiri dari Tukang Becak, Tukang Ojek ,Sopir Angkot, Pekerja Seni, dan Pelaku Usaha Pariwisata di Halaman PD BPR BKK Purworejo pada Selasa ( 19/5 ). Hadir yang ikut mendampingi Bupati Purworejo yakni, Sekda Drs Said Romadhon, Kepala Dinsos KB PPPA dr Kuswantoro MKes, Plt Kepala Dinkminfo Stphanus Aan Isa Nugraha SSTP ,Kabag Perekonomian Dra Titik Mintarsih MPd , Kebag Humas dan Protokol Rita Purnama SSTP MM, serta Camat Purworejo Sudaryono S.sos.
Dan dalam sambutanya Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM mengatakan bahwa, dari data yang masuk sebanyak 22.870 orang, setelah divalidasi diperoleh data bersih 15.552 orang, sedangkan sisanya masih divalidasi dan akan masuk tahap selanjutnya. “Secara aturan, semua bantuan tidak boleh ada duplikasi penerimaan, sehingga bagi yang sudah menerima bantuan dan sudah mampu mohon dapat jujur untuk tidak menerima lagi. Dan bagi warga masyarakat terdampak yang belum menerima bantuan sama sekali dapat mendaftarkan melalui pemerintah desa masing-masing atau ke Dinas Sosial Kabupaten Purworejo,” katanya.
Dikatakan oleh Bupati terkait dengan Covid-19, tingginya positif Covid-19 di Kabupaten Purworejo merupakan hasil tracing dan tracking, agar bisa dilakukan penanganan dan pengobatan segera. “Kita realistis saja, tidak berupaya menutupi dengan mengatakan sedikit, tapi tiba-tiba jumlahnya meledak. Mungkin ini kurang populer, tapi inilah salah satu cara melindungi masyarakat,” tandasnya.
Ditegaskan oleh Bupati Bastian , bahwa kenapa Purworejo tidak memilih PSBB, karena bisa meluluh lantakan perekonomian, sebab tidak bisa menjalankan usaha selain yang sudah ditentukan, sementara anggaran pemda tidak cukup untuk mencukupi semuanya. “Karena itu saya minta masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, karena saya melihat banyak masyarakat belum sadar bahaya Covid-19,” tandasnya.
Selesai sambutan Bupati Purworejo,Agus Bastian SE ,MM dalam wawancara pada awak media tentang selesainya tanggap darurat pada tanggal 29 Mei ini, bahwa Pemerintah Pusat akan mengembalikan lagi seperti biasanya dan tidak lagi memperpajang ,Bupati Bastian mengatakan ,bahwa kalau ini sampai berlarut - larut tentang tanggap darurat, maka kita tidak lagi mempunyai kemampuan. Harapan kami ini segara berakhir pada bulan ini,tapi kalau berlanjut hingga sampai Desember misalnya,atau tahun depan tentunya pemerintah daerah ,mohon maaf karena anggaran kita sangat terbatas sekali. Dan kita sudah mengerahkan semua anggaran ini untuk penanganan covid 19.
Ketika ditanya ,tentang wacana Pemerintah Pusat tidak akan lagi mengumumkan jumlah positif ,apakah Purworejo juga akan mengikuti. Dikatakan oleh Bupati Bastian ,bahwa itu akan tergantung kita nanti,kita juga tidak ingin dibilang transparan,kita ingin bahwa apa yang terjadi di Kabupaten Purworejo ini akan kita sampaikan. Tetapi jika ini membuat keresahan warga masyarakat ,nanti kita lihat keadaanya,kalau memang meresahkan ya kita tidak umumkan lagi. Tetapi kita terus akan mengerjakan dan terus kita lakukan tresing dan kita rawat yang sakit hingga sembuh.
Kita tidak ingin Purworejo ini buming, kita tidak melakukan apa - apa tiba - tiba masyarakat buming, kita tidak ingin seperti itu. Kita ingin pandemi ini betul - betul dapat kita putus mata rantainya dan seluruh warga masyarakat yang terpapar positif covid 19 ini dapat kita sembuhkan. Dan sekarang kita sedang berupaya keras untuk itu, memang saya lagi mencoba obat dengan jamu atau herbal dari tiongkok untuk menyembuhkan pasien yang terpapar covid 19. Saya mau coba beberapa kalau memang ini berhasil sembuh nanti ini akan kita lakukan. Dan kita ini sedang berupaya, sekarang ini secara medis belum ada penemuan vaksin untuk mematikan virus ini. Kita berupaya untuk herbalpun juga kita upayakan dan sekarang obat herbal dari Tiongkok sedang dikirim. Saya nanti mau dua atau tiga , saya tritmen pakai itu kalau memang sembuh kita akan beli dan ini upaya kita agar masyarakat semua sehat , tegas Bastian.
Sementara dr Kuswantoro Mkes mengungkapkan pihaknya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan pendataan, karena harus sinkron dengan pusat, provinsi dan desa. “Lamanya proses karena masyarakat menerima bantuan dari berbagai sumber, yang tidak boleh tumpang tindih satu sama lain,” katanya.