PURWOREJO - Permintaan pembuatan masker kain dimasa pandemi covid - 19 ini cukup besar di daerah yang melibatkan Usaha Mikro Kecil Menengah ( UMKM )yang ada di Kabupaten Purworejo. Gubernur Jawa Tengah yang juga memesan 100 ribu masker kepada pelaku UMKM Kabupaten Purworejo hal ini dikatakan oleh Wakil Bupati Purworejo Hj Yuli Hastuti SH.
Yuli Hastuti SH, pada kegiatan Silaturohmi Kelompok UMKM pembuat masker , di CPU Wonoroto Kopwan Srikandi pada Sabtu (27/6) mengatakan saya sangat apresiasi dan bangga terhadap pelaku UMKM yang ditunjuk, bisa selesai tepat waktu dengan telah mampu memenuhi target jumlah dan target waktu. Harapannya ini akan membuka peluang UMKM Kabupaten Purworejo, untuk bisa bersaing dengan daerah lain pada produk-produk serupa maupun produk lainnya.
Hadir pula Kepala KUMKMP Drs Bambang Susuilo, Sekretaris Dinpermasdes Anas Naryadi SH MM, Ketua Koperasi Wanita Srikandi Sri Susilowati SE, dan sejumlah pengurus UMKM pembuat masker se Kabupaten Purworejo.
Lebih lanjut Yuli Hastuti mengatakan, ini juga menjadi peluang pengembangan usaha bagi UMKM pembuat masker, yang bisa dipasarkan tidak hanya di Purworejo tetapi juga daerah-daerah lainnya. “Terkait bantuan untuk UMKM, kami akan terus mengupayakan baik dari APBD maupun dari pemerintah pusat dan provinsi. Dengan harapan agar UMKM segera bangkit sehingga perputaran ekonomi di wilayah kabupaten Purworejo dapat bergairah kembali. Saya juga berharap forum seperti ini bisa dilanjutkan untuk saling saring, agar UMKM di Kabupaten Purworejo dapat berkembang dengan baik,” tuturnya.
Sementara itu Bambang Susilo mengatakan, Dinas KUKMP sebenarnya bertanggungjawab pada Mikro dengan ketentuan usaha mikro modal Rp.50 juta perbulan dan Rp.500 juta pertahun. Sedangkan untuk yang modal perbulan Rp.100 hingga Rp.1 milyar pertahun, seharusnya masuknya tanggungjawab pemerintah provinsi. Namun karena usaha yang dikelola Kopwan Srikandi berada diwilayah Kabupaten Purworejo, sehingga masih menjadi urusan Dinas KUKMP.
Dalam situasi pandemi covid, sektor usaha utamanya UMKM mengalami kesulitan, tetaapi adanya bantuan untuk UMKM, seperti pesanan pembuatan masker 100 ribu, bantuan bahan baku pembuatan kue dan yang sedang dalam proses pengusulan, bantuan Jaring Pengaman Ekonomi (JPE) berupa bantuan modal non tunai. Pada prinsipnya bantuan untuk UMKM sudah didata secara jelas, sehingga satu UMKM hanya boleh menerima 1 jenis bantuan, tidak boleh dobel, karena ini sistimnya pemerataan,” ujar Bambang.
Sri Susilowati mengaku forum ini sebagai kesempatan untuk berbagi ilmu dalam mengembangkan produk usaha. Tentunya ilmu yang dimiliki masing-masing UMKM untuk bisa juga dibagikan, seperti yang telah Kopwan Srikandi lakukan yakni memberikan ilmu kepada semua UMKM perajin gula kelapa dan minyak kelapa agar lebih maju. Bahkan Kopwan Srikandi yang telah memiliki jaringan pemasaran hingga luar negeri juga siap bekerjasama, yang orientasinya untuk meningkatkan kesejahteraan UMKM.
Ketua panitia Misdiyono menjelaskan, jumlah UMKM pembuat masker sebanyak 44 UMKM, dan telah menyelesaikan pembuatan masker kain 100 ribu masker. Dengan ketentuan masker sesuai standar kesehatan yakni masker dua lapis menggunakan kain katun combad, ketebalan 24 - 30 s, dengan ukuran lebar 20 dan panjang 18, dan ukuran tengah 12 cm pinggir 10 cm. Katun combad, ketebalan 24 spe 30 s. Ukuran lebar 20 panjang 18 mdel 1. Kl.mdl 2 lbr 20 tngah 12 yg pgir 10 cm.
“Disamping membuat masker pesanan provinsi, kami juga membuat masker untuk dipasarkan di wilayah Purworejo, bahkan Alhamdulilah pemasarannya menjangkau Jakarta, Jawa Timur, dan Papua. Kami juga membuat ikat kepala sebagai pelengkap batik, seragam batik, peci anyaman kain, blangkon, kerudung, dan sebagainya yang terkait menjahit,” jelas Misdiyono.