Image16
Image15
Image14
Image13
Image12
Image11
Image10
Image9
Image6
Image3
Image7
Image4
Image5
Image1
Image8
Image2

Mengupas Situs Prigi Sebgai Wahana Pembelajaran Budaya

 

Liputan Jateng.com ( PURWOREJO ) Kegiatan seminar sejarah Kabupaten Purworejo yang diselenggarakan oleh Diparabud Purworejo pada hari Rabu (4/11/2020) di Ruang Aula Tosan Aji. Menurut keterangan Kepala Diparbud Kabupaten Purworejo yakni Agung Wibowo,bahwa seminar tersebut yang dihadiri para pelajar muda dan juga para pendidik mulai dari guru Tk hingga SLTA. Dikatakan oleh Agung Wibowo ,saat ini pelajaran sejarah hampir saja tidak ada dan juga agar para generasi kita tahu sejarah minimal sejarah dari daerah kita,dan ternyata sekarang ini anak - anak muda sangat ingin tahu sejarah yang ada di negara kita juga di daerahnya. Terbukti dengan hadirnya para pelajar serta para pendidik yang masih muda - muda sangat antusias,sambil mengembang pariwisata daerah yang mempunyai potensi - potensi yang sangat baik. 

Dan menghadirkan tiga narasumber yakni, Dr Sudibyo M.Hum dari Akademisi, Atas Sampoerna DS dari tokoh budayawan juga sejarahwan,  Soekoso DM dari penganalisa pariwisata dan sejarah, dan di pandu Moderator Dr Umi Faizah  M.Pd. Dengan tema  Kawasan Cagar Budaya : Mengupas Situs Parigi Sebagai Salah Satu Wahana Pembelajaran Nilai Kearifan Budaya.

Atas Sampoerna DS menyampaikan kepada para peserta seminar ,bahwa Situs Prigi yang sering disebut Parigi dalam bahasa jawa ,yang artinya Paran Sing Dipurugi. Di lokasi Desa Banyuurip Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo terdapat tempat yang konon jadi ruang meditasi Pangeran Jayakusuma ,yakni Sumur Mbeji dan Sunur Tinatah.  Situs Prigi menjadi sesuatu yang penting dan diyakini masyarakat setempat, berdasarkan satu legenda ditulis dalam Babad Banyuurip ,berupa kidung bersifat anonim. Seperti diketahui legenda mempunyai definisi 60% dengan sejarah atau kejadian nyata dan 40% cerita rakyat yang bersifat turun - temurun. Hingga sering berbeda dengan cara penyampainya ,tergantung siapa yang menyampaikan kisah tersebut pada anak cucunya.

Sesuai dalam isi Babad Banyuurip ,konon ada tokoh bernama Pangeran Jayakusuma bersama adiknya Galuh Wati yang meninggalkan Majapahit untuk mencari bumi baru yang akhirnya sampai di suatu tempat yang kini bernama Banyuurip dan tidak ada kejelasan kapan sampai dibumi yang baru. Hanya di  lokasi Sumur Mbeji terdapat batu dengan lukisan yang menunjukan tahun dan ditemukan di Sumur Mbeji dengan candra sengkala," Asta artinya 5 ,Diku artinya 2 , Wadining artinya 3 , Jagat artinya 1,jika Candra Sengkala tersebut angka tahun 1325. Tampaknya candra sengkala itu dihitung dengan tahun Saka bila dikaitkan dengan sejarah runtuhnya Kerajaan Majapahit dengan candra sengkala ,Siran bermakna 0 , Ilang makna  0 ,  Kertaning makna 4 ,  Bumi makna 1 , jadi dibaca tahun 1400.  Artinya Sumur Mbeji usia 75 tahun sebelum Majapahit runtuh. Dan benar kalu Pangeran Jayakusuma berasal dari Majapahit , sebab saat adanya Sumur Mbeji Kerajaan Majapahit masih berdiri,karena candra sengkala tersebut menggunakan tahun Saka ,jika dikonversikan dengan tahun Masehi ,maka Sumur Mbeji sudah ada sejak sekitar tahun 1403 M,sebab runtuhnya Majapahit dalam hitungan tahun Masehi pada tahun 1478 M, jelas Atas Sampoerna DS.

Previous Post Next Post