Image16
Image15
Image14
Image13
Image12
Image11
Image10
Image9
Image6
Image3
Image7
Image4
Image5
Image1
Image8
Image2

Asisten III Sekda Purworejo Dengan Teknologi Tenaga Surya Para Petani Akan Lebih Hemat

Liputan Jawa Tengah.Com (PURWOREJO) Asisten III Sekda Bidang Kesejahteraan Rakyat Purworejo Drs Pram Prasetyo Ahmad MM diakhir masa jabatanya sebagai ASN melakukan kegiatan pembahasan  penghematan dengan teknologi tenaga surya di ruang kerja Asisten III  Komplek Sekda Purworejo pada Selasa (10/8).  Hadir dalam pembahasan tesebut yaitu perwakilan  dari Dinas Pertanian Pangan Kealutan dan Perikanan Kabupaten Purworejo, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinpermades )  dan juga dihadirkan Wahyu Anjarjati tenaga Ahli  teknologi tenaga surya,serta Kades Krandegan  yakni Dwinanto.

Pram juga ingin menyumbangkan pikirannya yang sebertar lagi purna sebagi ASN memberikan pilihan penghematan teknologi tenaga surya. Dikatakan oleh Pram Prasetyo Ahmad bahwa Kabupten Purworejo merupakan produksi beras dan memiliki target sebagai penyangga kebutuhan beras di provinsi,dan Kabupaten Purworejo termasuk daerah  surplus beras dan memiliki lahan sawah 9000 hektar.

Kemudian Pram Prastyo Ahmad menambahkan bahwa  ada beberapa kelompok petani tambak udang dan garam di daerah selatan juga perlu diperhatikan. Menurutnya garam  tidak hanya untuk konsumsi tetapi industri seperti kosmetik,garam juga dibutuhkan di pertamina. Para petani garam pun juga membutuhkan teknologi tenaga surya guna  menyedot air laut. Begitu juga para petani tambak udang guna menyedot air laut  membutuhkan teknologi tenaga surya untuk kincir air.

Pram Prasetyo Ahmad dalam kesempatan tersebut  memperkenalkan Wahyu Anjarjati ahli  teknologi tenaga surya. Wahyu Anjarjati sebelumnya sudah kerja sama dengan Kepala Desa Krandegan membuat pilot proyek tenaga surya untuk irigasi persawahan.

Untuk mengatasi irigasi pertanian pada saat musim kemarau bahwa teknologi tenaga surya merupakan harapanya. Penyedotan air laut untuk petani garam dan tambak  bisa dengan biaya yang murah,ungkap Pram Prsetyo Ahmad.

Sementara itu Kepala Desa Krandegan  yakni Dwinanto mengatakan ,bahwa para petani di Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, mulai sejak tahun 2013 menikmati pengairan sawah tadah hujan secara gratis. Dan saat ini  para petani  mulai melirik penggunakaan teknologi surya untuk menggerakkan mesin pompa air irigasi, karena bahan bakar solar bersubsidi yang dirasakan oleh para petani sangat mahal, desa  kami satu-satunya  yang mengratiskan perairan sawah sejak tahun 2013,"

Hingga para petani berkeinginan untuk beralih ke teknologi tenaga surya karena dipicu saking mahalnya harga solar, dan mengakibatkan , banyak pompa air yang mangkrak atau  tidak beroperasi.

"Dengan teknologi surya, tahun depan (2022) akan dibiayai Provinsi Jawa Tengah dengan dana APBD sebesar Rp 600-700 juta. Dan untuk tahun ini teknologi tenaga surya akan direalisasikan ukuran kecil dengan biaya sendiri dari CSR (Corporate Social Responsibility, red)," jelas Dwinanto.

Teknologi tenaga surya untuk irigasi berbasis panel surya, lanjut Dwinanto, modelnya akan diikutkan pada perlombaan Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) 2021 di Bappeda kabupaten Purworejo.

"Seperti tahun lalu kami pemenang dalam lomba Krenova Kabupaten Purworejo. Dan dengan teknologi tenaga surya, kami berhemat Rp 150juta, dan anggaran tersebut bisa dialokasikan untuk pengembangan SDM," imbuhnya saat beraudensi dengan Asisten III Sekda bidang kesejahteraan rakyat Kabupaten Purworejo.


Previous Post Next Post