Image11
Image2

Sejumlah Warga Pro Penambangan Audensi Dengan Bupati Mohon Perlindungan

Liputan Jawa Tengah.com(PURWOREJO) Audensi yang dilakukan 40 warga pemilik lahan di Desa Wadas Kecamatan yang setuju dengan penambangan batuan quarry di tanah mereka untuk digunakan sebagai material pembangunan Bendung Bener terhadap Bupati Purworejo, Agus Bastian, di Ruang Peringgitan rumah dinas Bupati Purworejo, pada Senin (30/8)\/21). Mereka  diterima langsung oleh Bupati bersama perwakilan Polres Purworejo, Kodim 0708 Purworejo, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Purworejo dan Balai Besar Wilayah Serayu Opak (BBWSO). Warga Desa Wadas yang setuju dengan penambangan batuan quary  mengadukan dan meminta perlindungan terkait berbagai permasalahan pro dan kontra penambangan yang terjadi di Desa Wadas. Permasalahan tersebut hingga terjadi ancaman,  diskriminasi dan intimidasi dari warga yang kontra terhadap warga pro penambangan yang menyebabkan situasi kurang nyaman bahkan seperti mencekam atau kurang kondusif.

Salah satu perwakilan warga yaitu Sabar (43)  menyampaikan, permintaan perlindungan  kepada bupati terkait permasalahan yang ada di Desa Wadas. Karena Pihaknya merasa warga yang pro penambangan selama ini kurang mendapat perhatian. Warga yang pro penambangan butuh perlindungan dari intimidasi pihak warga yang kontra penambangan. Ia memohon  dari pihak pemeritah juga aparat keamanan harus ada yang berani menyatakan diri untuk melindungi warga pro,karena bagi.yang pro merasa kurang nyaman selama ini.

"Memang saya akui dulu  termasuk warga yang kontra, tapi setelah mendapat berita ini adalah PSN (Proyek Strategis Nasional) saat ini saya pro terhadap penambangan, kami warga pro mengadu, situasi di Wadas sudah tidak manusiawi.

Disampaikan oleh Sabar saat dalam proses pengukuran tanah warga pro penambangan, selalu  mendapat tekanan  intimidasi, hingga ancaman serta hadangan dari warga kontra. Bahkan, terjadi ancaman pembunuhan bagi warga yang pro dan sudah dilaporkan kepihak kepolisian.  Sehingga dalam proses pengukuran tanah terjadi hambatan- hambatan karena dalam  pengukuran selalu mendapat penghadangan,tuturnya

Diluar Ruang Peringgitan warga Dusun Wunong Desa Wadas yang juga pemilik lahan yakni Ida (45) menyampaikan kepada awak media bahwa  warga pro penambangan quarry didiskriminasi oleh warga yang kontra. Bahkan terjadi diskriminasi tidak hanya  kalangan orang dewasa tetapi juga anak-anak.

Sampai  anak saya ngaji di mushola dekat rumah, anak saya dikucilkan, katanya jangan dekat2 dengan anak itu karena anak dari warga pro tambang,ujarnya. Juga terjadi di pemerintahan desa terjadi pro dan kontra, antara Aparat desa dengan Kepala Desa,karena banyak Aparat desa yang kontra terhadap penambangan. Dikehidupan sosial masyarakat di Desa Wadas pun saat ini menjadi terganggu karena terjadi kubu-kubuan dan tidak ada lagi ada dalam kebersamaan.

Bahkan terjadi ,jika ada hajatan kenduri ,misalkan yang punya hajat keduri yang pro penambangan ,maka yang kontra tidak bakal hadir dalam acara tersebut, yang lebih parah jika ada kematian juga seperti itu, sampai - sampai tidak ada yang menggali kubur. Dan alhamdulilah telah lama kami semua untuk bisa menghadap Bupati, baru kali inilah Bupati bisa menerima kami semua, yang tadinya saya shoudzon dengan Bupati,yang saya kira tidak mau tahu,ungkap Ida.

Permasalahan hal tersebut ditanggapi oleh Bupati Agus Bastian  dan menyampaikan, dalam hal ini jangam dilihat soal pro dan kontra, tetapi bagaimana agar semua bisa bersatu demi kepentingan bangsa. Pihaknya tidak menginginkan adanya bentrokan antara warga dan aparat seperti yang telah terjadi pada bulan April 2021 lalu.

"Yang saya tahu warga Wadas tidak seperti itu, jika ada kejadian seperti ini tentunya adalah hal yang tidak lazim, artinya tidak lazim pasti ada pengaruh dari luar yang masuk. Kita juga belajar dari kejadian proyek bandara, kejadiannya hampir sama, masalahnya juga hampir sama namun pada akhirnya juga selesai," paparnya.

Terkait dengan ancaman dan intimidasi, kata Bupati, silahkan laporkan kepada pihak yang berwajib. Untuk keamanan warga pihaknya menyerahkan kepada pihak Polres Purworejo dan Kodim 0708 Purworejo. Namun demikian, pihaknya berharap situasi di Desa Wadas akan selalu kondusif.

"Untuk keamanan saya serahkan kepada TNI dan Polri, yaitu untuk memberi keamanan kepada siapa saja yang merasa tidak aman. Mari kita saling bekerjasama agar permasalahan ini bisa diselesaikan secara baik," katanya.

Kasat Reskrim Polres Purworejo, AKP Agus Budi Yuwono yang hadir dalam pertemuan itu mewakili Kapolres Purworejo  mengatakan, pihaknya selalu siap memberikan keamanan bagi siapa saja yang membutuhkan pengamanan. Untuk PSN ini pastinya ada tahapan-tahapan yang harus dilalui. Oleh karena itu, pihaknya siap memberi keamanan dalam setiap tahapannya. "Jika diminta oleh pihak BPN atau BBWSO untuk melakukan pengamanan kami selalu siap, tentunya juga pengamanan untuk di Desa Wadas ini," tandasnya.

Previous Post Next Post