Image16
Image15
Image14
Image13
Image12
Image11
Image10
Image9
Image6
Image3
Image7
Image4
Image5
Image1
Image8
Image2

Sosok Almarhum Letnan Jendral Sarwo Edhie Wibowo Dalam Membasmi G 30 S 1965 Dan Sambut1 Oktber Kesaktian Pancasila

 

Liputan Jawa Tengah.com (PURWOREJO ) Letnan Jendral Sarwo Edhie Wibowo yang lahir di Kabupaten Purworejo tanggal 25 Juli 1925 adalah seorang tokoh militer Indonesia. Dari hasil perkawinanya dengan Hj Sunarti Hadiyah dikaruniai 7 orang anak yaitu : 1)Wijiasih Cahyasasi 2)Wrahasti Cendrawasih 3) Kristiani Herrawati (Any Yudhoyono) 4)Mastuti Rahayu 5)Jendral TNI Pramono Edhie Wibowo 6) Retno Cahyaningtyas 7) Hartanto Edhie Wibowo. Dan Jendral Sarwo Edhie Wibowo meninggal tanggal 9 Nopember 1989 dimkamkan di Purworejo tanggal 10 Nopember 1989. Almarhum Jendral Sarwo Edhie Wibowo adalah putra pasangan dari Raden Ayu Sutini dengan Raden Kartowilogo.

 Kalau kita membahas tentang Hari Kesaktian Pancasila pada tanggal 1 Oktober 1965 ,maka tentunya hubungan dengan adanya Gerakan 30 September 1965 yang dilakukan oleh PKI.  Dalam sejarah bahwa Letnan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo waktu itu selaku pembasmi PKI,bahkan yang membuatnya marah karena Jendral Ahmad Yani menjadi salah satu korban dari Gerakan 30 September 1965. Ia memutuskan bergabung dengan Mayjen Soeharto untuk menumpas siapapun pelakunya dan akhirnya Sarwo Edhie Wibowo bergabung dengan Soeharto untuk menumpas PKI dan disebut sebagai pelaku utama Gerakan 30 September 1965.

Peran besar yang dilakukan  almarhum Letnan Jenderal TNI (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo  dalam penumpasan pemberontakan Gerakan 30 September 1965. Waktu itu  beliau berposisi sebagai panglima RPKAD (Kopassus pada saat ini). Dia pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan dan menjadi Gubernur AKABRI.

Beliau berasal dari Keluarga PNS dan Bangsawan Jawa dan lahir di Pangenjuru, Purworejo, Jawa Tengah, pada 25 Juli 1925. Dia meninggak di Jakarta, 9 November 1989.Orang tuanya pasangan bangsawan Jawa, Raden Kartowilogo dan Raden Ayu Sutini. Kedua orang tuanya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada mass pemerintahan kolonial Belanda. Ini hanya sekilas saja semoga menambah pengetahuan kita semua tentang sejarah bangsa kita.







Previous Post Next Post