Image11
Image2

Ketua DPRD Purworejo Tersinggung Dan Emosi Terhadap Ketua KMPP

 

Liputan Jawa Tengah.com(PURWOREJO)  Komunitas Masyarakat Peduli Purworejo (KMPP) melakukan audensi di DPRD Kabupaten Purworejo, mereka diterima  oleh  para pimpinan DPRD Purworejo yakni Ketua DPRD Dion Agasi ,Wakil Ketua DPRD Kelik Ardani, Wakil Ketua 1 Yophy Prabowo dan Wakil Ketua 2 yaitu Frans Soedarmaji dan mereka di terima di Ruang Ketua DPRD Purworejo Dion Agasi pada Kamis (02/12/21). Dan terjadi percakapan panas serta tidak sepaham ,hingga terjadi adu mulut  antara Ketua DPRD dan Ketua KMPP, hingga suasana memanas.

Kehadiran Komunitas Masyarakat Peduli Purworejo (KMPP) di DPRD Kabupaten Purworejo yang dipimpin oleh Ketua KMPP yakni Tri Joko Pranoto (Menot) dan tiga pengurus yaitu Dimyati Abdullah, Hartoyo (Mbah Je) dan Mukri klarifikasi tentang rekomendasi DPRD tentang pembangunan patung anak SD serta patung Burung Garuda yang pindah berada dibawah samping selatan, hingga hampir tidak terlihat jelas Patung Garuda letaknya serta dibongkarnya patung - patung Pahlawan.

Menurut keterangan Ketua DPRD Purworejo Dion Agasi bahwa kedatangan KMPP ini untuk klarifikasi tentang dibongkarnya patung - patung pahlawan serta perpindahan patung Burung Garuda ,kami terima dengan baik ,walupun tanpa surat pemberitahuan. Dan bukti para pimpinan DPRD mau menerima aspirasi dari semua komponen masyarakat dengan baik bahkan kami sangat berterima kasih ada masukan dari lapisan masyarakat. Kalau kemudian disampaikan adanya kong kali kong dan sebagainya,tentu kami sebuah lembaga merasa tidak pernah ada kong kali kong dan sebagainya ,dan bagi kami bukan hanya menyinggung,terkait dengan kata kong kali kaong ini jelas merendah kan kami di DPRD. 

Dan kalau memang ada kong kali kong tolong dibuktikan ,kami siap kok, kalau terkait yang disampaikan kong kalikong ini, bukan hanya mencederai saya secara pribadi tetapi kelembagaan DPRD. Kami juga telah membawa rekomendasi kepada bupati terkait dengan patung ini,dari hasil yang dulu masukan dari rekan- rekan yang tadi hadir. Kita sudah tindak lanjuti,bukan berarti kita diam, tapi sekali lagi yang perlu digaris bawahi,bahwa Pak Menot itu puluhan tahun di esekutive sangat paham, bahwa kami di DPRD bukan lembaga esekutor. Kalu kemudian seakan - akan kami menjadi Kambing Hitam, lah kita ini bukan lembaga esekusi kok.

Kita DPRD sudah memberikan rekomendasi, kalau tadi bilang tidak mendengarkan suara masyarakat ,saya kira dengan isu- isu terkeni ,terakhir yang berkembang di Kabupaten Purworejo, kami DPRD terus hadir terkait dengan permasalahan Pasar, Pendidikan pemidahan sekolah dan sebagainya kami terus hadir . Mengenai idiologi itu tidak hanya menyangkut hal yang bersifat fisik tetapi menyangkut hal kehidupan masyarakat secara luas terkait dengan kehidupan masyarakat kecil dibawah terkait teman- teman pedagang,terkait dengan anak - anak sekolah,ini sudah menjadi sebuah idiologi yang harus kita berjuangkan.

Dan kalau kemudian kami dibilang bahwa DPRD tidak mendengarkan suara rakyat,ini saya kira boleh saja beliau beropini tapi yang tidak bisa kan beliau memaksakan opini pada kami. Pada prinsipnya kami berterima kasih segala masukan dari teman - teman yang tadi  hadir,bahwa kami lembaga DPRD siap mendengarkan masukan dari siapapun, dan kami sudah menindak lanjuti,dan kami diam. Menenai UU tentang lambang negara yang diatur tentang lambang negara itu adalah lambang Garuda Pancasila yang saya kira berada difungsikan di kantor pemerintahan,sekolah dan sebagainya. Saya kira terkait Garuda yang di sana juga bukan sebuah pelecehan, kecuali bahwa kemudian Garuda Pancasila diturunkandisampaikan dengan lambang palu arit dan sebagainya ini adalah sebuah pelecehan, dan lambang Garuda masih ada kok,bahkan disampingnya ada patung Proklamator kita Soekarno dan Hatta, ,"tegas Dion Agasi.

Sementara itu Ketua KMPP yakni Tri Joko Pranoto (Menot)  dikonfermasi terkait dengan audensi di DPRD  dengan bebera media  menyampaikan , jadi kami ini sudah selent beberapa saat menunggu waktu yang mestinya harus menjawab apa itu,yakni anggaran , ini kaitanya dengan anggaran, karena perubahan itu diakhir tahun, pelaksanaan juga diakhir tahun yang sampai sekarang mendekati akhir tahun ,aksi dari rekomendasi yang karena petisi ini belum ada sebuah aksi. Maka kami terus merapat  ke DPRD yang  intinya menanyakan kondisi dewan membuat sebuah rekomendasi yang tidak  ditanggapi hanya masuk telinga kiri keluar telinga kanan apa aksinya.

Namun terjawab mas- mas ini tahu kondisinya sedemikian rupa ,bukan sebuah harapan dari saya dengan jawaban yang sedemikian rupa emosional. Padahal kami yang ditnayakan oleh Ketua DPRD , jangan - jangan Pak Menot yang sudah ketemu, karena termasuk bekas anak buahnya yang sudah ada komunikasi terus diam. Itukan sudah menggoda dulu ,ada apanya saya, lalu saya balikan sakjane yo kowe sing barang kali ada kong kali kong. Nah marah dengan saya, apa layak ,pantas seperti itu, menurut saya , ya  mempunyai sikap yang berbeda, hingga kok sedemikian rupa ya,"keluh Tri Joko Pranoto ( Menot)

 

Previous Post Next Post