Image11
Image2

Budaya Lokal Mengisi HUT Partai Gerindra

Liputan Jawa Tengah.com - PURWOREJO - HUT ke 14  Partai Gerindra yang di selenggarakan di Hotel Sanjaya In oleh DPC Partai Kabupaten Purworejo pada Sabtu (12/2/22 ) berlangsung seru. Karena juga digelar acara Dialog Kebudayaan Pagelaran Tarian Ndolalak asal Kabupaten Purworejo
 Juga kegiatan HUT Partai Gerindra dihibur oleh kesinian Ndolalak Arum Mekar Sari dari Dusun Krajan Kelurahan Baledono Kecamatan Purworejo. Dan pemberian tali asih kepeda 100 anak yatim atau kaum duafa.

Dalam pidatonya Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Purworejo Ir Hamdan Azhari  mengatakan, dalam HUT ke 14 ini juga ada kegiatan bakti sosial yaitu  donor darah dan pembagian sembako,juga penanaman bibit disepanjang bulan Febuary 2022. 

Empat belas tahun kita bernaung dibawah panji Partai Gerindra seperti apa yang dikatakan Bapak Prabowo,untuk sampaikan ke kader- kadernya,bahwa Gerindra berdiri memberikan harapan baru. Gerindra berdiri untuk menjaga warisan dari cita-cita dari pendiri bangsa agar setiap rakyat dan bangsa terhormat ,hidup makmur.

Kita meyakini kekuasaan murni yang langgeng adalah kekuasaan yang diamanakan oleh rakyat dan  diridhoi Tuhan yang maha kuasa,Alloh SWT.

Gerindra menyelenggarakan  diklat dalam waktu dekat yaitu tentang Gerindra Masa Depan atau disebut GMD. Para anak muda akan kami didik untuk menjadi pejuang - pejuang masa depan.

Bagi yang mempunyai putra/putri  dengan syarat usia maksimal 30 tahun ,minimal sarjana S,1 dipersilahkan mendaftar di DPC Partai Gerindra ,  bila tidak aral melintang maka tanggal 18 Febuary 2022 mengikuti diklat GMD selama satu bulan di Bukit Hambalang Bogor atau kediaman Bapak Prabowo Subianto," pungkas Hamdan Azhari

Disisi lain dialog kebudayaan dalam rangka HUT ke 14 Partai Gerindra ,menghadirkan pemerhati kebudayaan yakni Verra Anggraeni Purwaningrum dari Kecamatan Kemiri dan pelaku seni dari Kelurahan Mranti Kecamatan Purworejo yaitu Krisyanti Tri Astuti dengan moderator Wijayanti Purwaningrum SE.  Dengan tema pagelaran tarian Ndolalak yang berasal dari Kabupaten Purworejo.


Menurut Verra sebagai pemerhati seni ,bahwa tarian Ndolalak untuk Purworejo sudah bagus, disetiap event masyarakat seperti hajatan dipernikahan,sunatan sering ada bahkan ada tamu luar daerah sering disuguh dengan tarian Ndolalak. Tetapi saya sebagai pemerhati seni meminta kepada pemerintah daerah pemegang kebijakan agar membuat kebijakan  seni Ndolalak itu menjadi salah satu pelajaran seni yang wajib dan harus ditanamkan sedini mungkin di SD,SMP dan SMA ,kalau tidak menjadi pelajaran wajib , maka saya minta menjadi  salah satu ekstra kulikuler wajib,yang harus diikuti oleh semua siswa.

Dan selama ini pemerintah daerah yang punya  kebijakan kurang menyuport adanya Tarian Ndolalak. Maka saya mohon pada pemda atau pembuat kebijakan peduli tarhadap adanya Ndolalak, agar semua siswa itu memiliki ,bahwa Ndolalak bagian dari kita semua. Maka icon Ndolalak itu harus ditananamkan sedini mungkin, Ndolalak itu merupakan khas Kabupaten Purworejo,kita tidak ingin Ndolalak ini sebagai kebanggaan  daerah lain atau negara lain.

Tritrik untuk bisa masuk ke atau tampil  pesantren yaitu jangan merubah tradisi yang ada  dengan solosi memaki lejing warna hitam ,warna yang tidak merangsang atau tidak menimbulkan syahwat. 

Dan harus duduk bareng semua pihak ,pelaku seni bisa memakai celana panjang paling tidak dibawah lutut. Jangan pas di bawah pantat ,bawahnya pakai lejing hitam, ungkap Verra
Previous Post Next Post