Liputan Jawa Tengah.com - PURWOREJO - Perencanaan pembangunan jalan tol Yogyakarta Cilacap, mengembangkan kawasan pesisr selatan Kabupaten Purworejo. Pemerintah mewacanakan membuat exit tol yang akan mengakses langsung ke Jalan Daendels.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Purworejo Suranto mengatakan, terjadi perubahan trase rencana jalan tol. "Dalam sosialisasi awal dulu, Purworejo dapat dua exit tol, di Kecamatan Butuh dan Kecamatan Purwodadi, tapi dalam paparan terakhir, ada kajian baru dan perubahan trase," ungkapnya.
Menurutnya, konsultan tengah dalam tahap penyusunan studi Land Acquisition and Resetlement Action Plan (LARAP) untuk mengkaji penanganan dampak sosial atas rencana pengadaan tanah pembangunan jalan tol yang akan dilakukan pemerintah. Dalam kajian itu, konsultan mempertimbangkan lokasi konstruksi jalan tol yang memberikan dampak paling minimal terhadap masyarakat.
Dalam kajian tersebut, lanjutnya, sangat memungkinkan titik trase jalan akan berubah. "Misalnya dalam paparan terdahulu, ada desa yang benar-benar terbelah, tapi di kajian terbaru sudah tidak. Meskipun namanya jalan tol tentu harus lurus dan tidak bisa dibangun berkelok-kelok," terangnya.
Perubahan, katanya, juga memungkinkan terjadi pada rencana lokasi exit tol yang ada di Purworejo. Dijelaskan, awalnya konsultan PT Perencanaan Jaya mensosialisasikan exit tol di Kecamatan Purwodadi akan dikoneksikan dengan jalan nasional Purworejo-Yogyakarta.
Namun, dalam paparan terbaru dari konsultan, exit tersebut akan mengakses Jalan Daendels. Sementara exit tol di Kecamatan Butuh rencananya mengakses jalan nasional di Desa Andong.
Menurutnya, pihak konsultan menyampaikan jika wacana akses ke Jalan Daendels karena mempertimbangkan masukan dari Kabupaten Purworejo terkait regulasi tata ruang yang dimiliki. Dalam regulasi tata ruang dan wilayah, Purworejo bagian selatan masuk menjadi kawasan industri, bisnis, dan pariwisata. "Ada potensi ekonomi di selatan dan hal itu menjadi salah satu pertimbangan dalam penentuan exit tol," tuturnya.
Adanya perubahan trase berakibat pada perubahan jumlah desa yang dilewati jalan tol. Pada kajian terdahulu, jumlah desa yang dilewati sebanyak 41 dan sekarang bertambah jadi 56.
Suranto meminta masyarakat untuk tidak resah dan tetap tenang menyikapi rencana pemerintah tersebut. Sebab, lanjutnya, pemerintah masih terus mengkaji dan trase bisa kembali berubah sesuai dengan kajian LARAP. "Kami berharap masyarakat tetap tenang, yang jelas perlu disampaikan bahwa jalan tol tidak akan menutup akses milik kabupaten atau provinsi yang saat ini sudah ada. Pemerintah akan membangun jalan layang di tiap pertemuan sebidang dengan jalan nasional atau kabupaten," terangnya.