Liputan Jawa Tengah.Com - PURWOREJO - Kelurahan Purworejo menggelar pengajian akbar pada Senin malam (15/01/2024) di Halaman Kantor Kelurahan Purworejo.
Pengajian akbar yang dihadiri seribuan masyarakat Kelurahan Purworejo dalam rangka peringatan Merti Desa. Pengajian akbar tersebut dengan mubalig KH Amin Budi Harjono dari Semarang. Kegiatan Merti Desa selaku panitia dari RW 04 dan setiap tahunnya dari 18 RW yang ada di wilayah Kelurahan Purworejo selalu bergilir. Dari pihak Kelurahan hanya membantu serta memberikan fasilitas. Tradisi dan budaya merti desa ini setiap terus digelar.
Hadir dalam acara kegiatan merti desa yakni Kabag Kesra Kabupaten Purworejo Andang Nugrahantara S.STP MSi , Direktur PDAM Tirta Perwitasari Purworejo ,Hermawan Wahyu Utomo ST MSi, Muspika setempat yakni Camat Purworejo Adi Pawoko, Kapolsek Purworejo AKP Bruyi Rohman SH MH, Danramil Purworjo Kapten Nur Kholiq serta Kepala Kelurahan Purworejo Sapto Budi Laksono bersama jajarannya, Hadir juga Wakil Ketua DPRD Purworejo Kelik Susilo Ardani dan dua anggota DPRD Purworejo Muhammad Abdulah dan Eko Susilo. Dan juga dihadiri tokoh masyarakt juga tokoh agama.
Dalam kegiatan merti desa dijelaskan oleh Gus Takim dalam sambutanya selaku wakil dari panitia kegiatan merti desa. Bahwa merti desa ini bisa dimaknai dengan kegiatan bersih - bersih desa atau syukur masyarakat kepada Alloh SWT atas hasil bumi yang dirasakan oleh masyarakat. Namun di Kelurahan Purworejo ini ada yang lain . Dengan kegiatan merti desa adalah diwaktu jaman tahun 1904 dimasa pemerintahan Bupati Tjokronegoro 3 yakni Raden Kasan Danu Diningrat memerintahkan Glondong Brengkelan yakni Sumo Ranu Rejo dibulan Rojab untuk menggelar kegiatan merti desa dengan tidak melupakan jasa dari leluhur. Dan pada tahun 1946 dari Desa Brengkelan dirubah menjadi Desa Purworejo Kepala Desanya Sakijan Yuwono Probo Sukarto mantan KAMRA , hingga tahun 1980 Desa Purworejo berganti menjadi Kelurahan Purworejo, dan setiap tahun masyarakat mengelar kegiatan syukuran atas hasil bumi, juga diisi dengan kegiatan Tayuban atau Tledekan dengan alur pada jaman Pemerintahan Tjokronegoro 1 ,Simbah Ky Yunus Irsad membawa Kayu Bulat yaitu Kayu Jati Pandawa yang sangat besar di bawa ke Kauman atau Masjid Jami' sekarang dengan cara di dorong secara bergantian setiap 500 meter dan didepan dihibur tarian dari kaum perempuan, " pungkas Gus Takim dalam sejarah singkat. (Heru)