Image16
Image15
Image14
Image13
Image12
Image11
Image10
Image9
Image6
Image3
Image7
Image4
Image5
Image1
Image8
Image2

Hermawan Wahyu Utomo: Menjaga Warisan Budaya untuk Kemakmuran Masyarakat

Hermawan Wahyu Utomo Direktur PDAM Tirta Perwitasari Purworejo (tengah)

Purworejo – liputanjawatengah.com, Hermawan Wahyu Utomo, Direktur PDAM Tirta Perwitasari Purworejo yang juga merupakan keturunan dari Gagak Handoko, hadir dalam acara prosesi pengembalian pusaka pada Minggu (21/07/2024). 

Dalam kesempatan tersebut, Hermawan menyampaikan pentingnya untuk selalu menguri-uri atau melestarikan budaya adiluhung (mulia/ utama) Jawa sebagai jalan menuju masyarakat yang makmur dan sejahtera, dengan tetap mengedepankan prinsip Kebhinekaan Tunggal Ika tanpa meninggalkan adat dan budaya bangsa.

Acara sakral kirab pengembalian pusaka ini dilakukan oleh Trah Gagak Handoko dan masyarakat Desa Loano, Purworejo, setelah sebelumnya dilakukan penjamasan atau pembersihan benda-benda pusaka peninggalan Gagak Handoko oleh Lembaga Masyarakat Adat Desa Loano di Rumah Pasepen Gagak Handoko, bilik peristirahatan Adipati terakhir Kadipaten Loano, Dusun Turusan. 

Penjamasan Pusaka, atau yang juga dikenal sebagai Siraman Pusaka, merupakan upacara rutin yang dilaksanakan oleh Lembaga Masyarakat Adat Desa Loano.

Kata "siraman" maupun "jamasan" berasal dari bahasa Jawa, yang berarti memandikan atau membersihkan. 

Proses ini tidak hanya sekadar membersihkan benda-benda pusaka secara fisik, tetapi juga melambangkan pembersihan spiritual dan pelestarian nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. 

Dalam sambutannya, Hermawan Wahyu Utomo menegaskan bahwa kegiatan seperti ini penting untuk menjaga dan merawat warisan budaya yang telah diturunkan oleh leluhur.

“Sebagai generasi penerus, kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga kelestarian budaya kita. Kegiatan penjamasan dan pengembalian pusaka ini bukan hanya sekadar seremonial, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan kita terhadap leluhur dan warisan budaya yang mereka tinggalkan,” ujar Hermawan.

Hermawan juga menekankan pentingnya prinsip Kebhinekaan Tunggal Ika dalam menjaga keharmonisan di tengah masyarakat yang beragam. 

Prosesi Pengembalian Pusaka

Menurutnya, keberagaman budaya dan tradisi yang ada di Indonesia adalah kekayaan yang harus dijaga dan dihormati.

“Dalam upaya menuju masyarakat yang makmur dan sejahtera, kita tidak boleh melupakan akar budaya kita. Justru, dengan memahami dan melestarikan budaya kita, kita bisa membangun masyarakat yang lebih harmonis dan kuat,” tambah Hermawan.

Acara kirab pengembalian pusaka dimulai dari Rumah Pasepen Gagak Handoko, tempat pusaka-pusaka tersebut dijamas, dan berakhir di tempat penyimpanan pusaka di Desa Loano. 

Kirab ini diikuti oleh masyarakat Desa Loano dengan penuh khidmat, mengiringi pusaka yang dianggap memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi.

Lembaga Masyarakat Adat Desa Loano sebagai penyelenggara acara ini berkomitmen untuk terus menjaga dan melestarikan tradisi-tradisi yang telah ada sejak zaman dahulu. 

Dengan adanya dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat seperti Hermawan Wahyu Utomo, diharapkan kegiatan ini dapat terus berjalan dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk lebih mencintai dan menghargai warisan budaya mereka.

Prosesi pengembalian pusaka dan kegiatan penjamasan ini merupakan cerminan dari upaya masyarakat Desa Loano dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya mereka. 

Dengan semangat kebersamaan dan dukungan dari berbagai pihak, tradisi ini diharapkan dapat terus bertahan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Hermawan Wahyu Utomo, dengan latar belakangnya sebagai keturunan Gagak Handoko dan posisinya sebagai Direktur PDAM Tirta Perwitasari, menunjukkan komitmen yang kuat dalam melestarikan budaya dan membangun masyarakat yang lebih baik. 

Melalui kegiatan seperti ini, nilai-nilai luhur dan tradisi yang telah diwariskan oleh leluhur dapat terus dijaga dan diapresiasi oleh generasi mendatang.

Previous Post Next Post