Image10
Image15
Image16
Image14
Image12
Image8
Image13
Image2

Camat Purworejo Semakin Gemblung

 

PURWOREJO - Pemerintah Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo mengembangkan penanaman padi dalam polybag. Kegiatan ini dilakukan untuk mendukung program ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subiyanto.


"Ini inovasi kita bersama dengan dinas untuk mengubah minset bahwa menanam padi tidak harus di sawah. Masyarakat yang ada di Kota pun bisa melakukan dengan memanfaatkan pekarangan," kata Camat Purworejo, Bagas Karyanto, Selasa (4/2) 

Ide mengembangkan padi dalam polibag muncul pada saat gendu-gendu roso dengan para praktisi pertanian di daerah ini. Ide itu akhirnya diakomodir dan muncul gagas untuk membangun gerakan masyarakat membangun lumbung (Gemblung).


"Untuk penanaman sudah kita lakukan pada Sabtu 1 Februari lalu. Ada 16 instansi dan lembaga yang kami libatkan dari Dinas Ketahanan Pangan, Penyuluh, KNPI, STIE, UMP, Pramuka, BUMDesma, Karangtaruna, PKK, kelompok difabel dan Paguyuban kopi. Kami juga melibatkan Pemuda Katolik dan komunitas bonsai.  Kita juga Disuport sama petani organik yang akan jadi gugus tugas dalam program ini," katanya lagi.

Inovasi ini sudah pernah diimplementasikan di Purworejo. Berharap warga kota tergerak, bahwa bertani tak harus kotor. Inovasi ini pun dinilai cukup efisien karena sekali tanam, pemanenan bisa dilakukan berulang kali.


Praktisi Pertanian, Sigit Bayu Sampurna pada kesempatan yang sama mengutarakan dirinya sudah melakukan risert sejak tahun 1999 lalu. Ia menemukan cukup banyak persoalan yang dihadapi petani dari persoalan pupuk, hama hingga biaya operasional hingga harga padi saat panen. 

"Saat panen petani mengeluh selalu rugi, ternyata selalu ada cost yang tambah dari tanam hingga jual. Dari situ saya berfikir untuk menanam padi dengan cost minimalis tapi hasilnya lebih, mulailah saya mengembangkan penanaman padi pada Polibag," katanya.


Dari hasil observasi yang dilakukan dalam satu kali tanam pemanenan padi bisa dilakukan hingga 11 kali. Kelebihan lainya periode pemanenannya pun lebih singkat terutama setelah panen pertama. 


"Panen pertama yang lama, harus menunggu hingga sekitar 3 bulan. Untuk panen kedua dan seterusnya jauh lebih cepat, maju sekitar satu setengah bulan," imbuhnya.


Ia menambahkan petani itu keren dan merupakan profesi yang tidak ada matinya. Sepanjang masih ada peradaban manusia kebutuhan pangan akan terus ada dan semakin meningkat.


"Petani itu Tiang Agung Nagari Indonesia. Orang hidup prinsipnya butuh makan. Harapannya kegiatan ini bisa mendukung program pemerintah," pungkasnya.****

Gus Mus

Liputan Jawa Tengah.Com 

Previous Post Next Post